Pulau Edam, termasuk juga salah satunya pulau di Kepulauan Seribu. Jaraknya seputar 15 nautical mile dari pelabuhan Tanjung Priok. Pulau seluas seputar 30 hektar ini tidak berpenghuni. Pada saat penjajahan Belanda, Pulau Edam termasuk juga pulau yang repot. Jadi pada 1879, Raja Willem III bangun menara suar untuk navigasi kapal yang mengangkat rempah-rempah diperairan Pulau Edam.
Tinggi menara suar ini 52 mtr.. Dengan jarak terlihat seputar 20 mil. Menara suar ini terbagi dalam 16 lantai. Untuk ke arah puncak, pengunjung mesti menaiki 270 anak tangga. Menara ini dibuat dari plat baja. Tidak hanya ada menara suar, benteng, gudang, serta tempat penggergajian kayu, ada juga beberapa rumah petinggi VOC disana. Diluar itu ada empat makam di Pulau. Berdasarkan catatan riwayat, salah satunya makam di kompleks pemakaman itu adalah punya Ratu Syarifah. Ratu Syarifah adalah figur yang sangat dibenci rakyat Banten.
Karena, didaulatnya jadi Ratu Banten sebab terlibat Belanda. Pada akhirnya Ratu Syarifah diasingkan ke Pulau Edam sampai wafat. Riwayat kehadiran bangunan-bangunan di Pulau Edam memanglah belum terkuak jelas. Pulau yang sempat jadi salah satunya pusat perdagangan di jaman kolonial Belanda ini makin sepi serta semakin berkesan menyeramkan. Pulau Edam yang dahulu sudah sempat repot, sekarang sunyi serta tidak berpenghuni.