Jika anda bertandang di Yogyakarta rasa-rasanya tidak komplet jika tidak sekalipun bertandang di Kampung Kauman Yogyakarta. Waktu masuk kampung Kauman Yogyakarta, bangunan yang pertama wisatawan lihat sebelum masuk lokasi pemukiman ialah bangunan Masjid Gedhe Kauman. Sultan Hamengku Buwono I saat itu tengah menghimpun beberapa ulama yang tinggal di seputar Masjid. Tidak hanya beberapa ulama, ikut ada beberapa pakar agama atau ketib/penghulu yang tinggal di masjid itu. Setelah itu semasing membangun langgar yang berperan menjadi pesantren dalam tempat itu.

Diluar itu Sultan ikut sudah mempersiapkan 40 abdi dalam yang diperintah untuk memakmurkan masjid itu. Setelah itu beberapa orang yang tinggal di seputar masjid itu ialah orang yang menegakkan ajaran Islam yang diketahui menjadi Qaaimuddin yang jika disampaikan dalam lidah jawa jadi pakauman serta setelah itu lebih diketahui dengan nama Kauman. Peletakan seseorang abdi dalam yang bernama Pamethakan yang dikasih pekerjaan mengurus bagian keagamaan berikut riwayat lahirnya kampung Kauman. Pada jaman kerajaan kampung Kauman jadi tempat buat 9 ketib atau penghulu untuk mengurusidan membawahi masalah agama.

Artikel Terkait  : http://intuit.hol.es/wisata/bukit-kosakora/

Bersamaan dengan perubahan waktu komune santri di Kauman makin berkembang dalam ikatan persaudaraan serta keagamaan. Kampung Kauman semenjak tahun 1900 – 1930 memiliki kesetaraan ekonomi dalam kehidupan bermasyarakat. Menjadi andi dalam Keraton serta penghasil karya karya batik adalah sumber mata pencaharian penduduk pada saat itu. Perubahan pengetahuan agama penduduk itu makin maju sebab didapatkan dari ponpes dalam tempat itu. Waktu ada diantara pemukiman masyarakat Kauman, jadi kekhasan sendiri melihat gang serta jalan dii Kauman yang sempit.

READ  Akomodasi di Bali

Artikel Terkait  : http://keanu.hol.es/wisata/pantai-drini/

Lebar jalan seputar 2 mtr. membuat kendaraan roda 4 tidak bisa melaluinya, sesaat kendaraan roda 2 juga mesti dituntun. Ada ketentuan buat pengguna jalan jika dilarang mengendarai kendaraan serta perjalanan mesti dikerjakan dengan jalan kaki. Tidak hanya untuk mengawasi serta menghargai sama-sama pengguna jalan ikut mempunyai tujuan untuk mengawasi ketenangan dalam proses belajar mengajar beberapa murid santri di pesantren Kauman. Bangunan di kauman begitu bermacam corak serta memiliki bentuk, beberapa rumah kampung di tempat ini mempunyai pintu, jendela serta rungan yang relatif besar.

Artikel Terkait  : http://keanu.hol.es/wisata/air-terjun-setawing/

Ventilasi rumah berhias kaca warna adalah hiasan rumah bergaya arsitektur Eropa. Ada Gapura yang berupa lengkung pada jalan masuk kampung Kauman. Situasi kampung tempo dahulu telah tak akan tampak di pemukiman Kauman. Sembilan langgar yang dibangun oleh beberapa ketib ikut tidak semua berjalan. Ketib Amin punya KH Ahmad Dahlan telah lama tidak dpergunakan kembali. Namun pengajian teratur di Masjid Agung Kauman masih berjalan serta situasi pesantren ikut masih tetap tampak.